Cerita Dewasa: Ngentot Dengan Pembantu
- Aku ingin menceritakan pengalamanku ketika ngentot pertama kali
dengan pembatu rumah tangga. Benar-benar pengalaman tak terlupakan,
silahkan saja dibaca pada cerita dewasa bersetubuh dengan pembantu
dibawah ini.
Kisahku mungkin biasa saja, yakni tentang prt (pembantu rumah tangga)
yang diperkosa majikannya. Memang tidak ada yang istimewa kalau cuma
kejadian semacam itu, namun yang membuat kisahku unik adalah karena aku
tidak hanya diperkosa majikanku sekali. Namun, setiap kali ganti majikan
hingga tiga kali aku selalu mengalami perkosaan. Baik itu perkosaan
kasar maupun halus. Aku akan menceritakan kisahku itu setiap majikan
dalam satu cerita.
Begini kisahku dengan majikan pertama yang kubaca lowongannya di koran.
Dia mencari prt untuk mengurus rumah kontrakannya karena ia sibuk
bekerja. Aku wajib membersihkan rumah, memasak, mencuci, belanja dll,
pokoknya seluruh pekerjaan rumah tangga. Untungnya aku menguasai
semuanya sehingga tidak menyulitkan. Apalagi gajinya lumayan besar plus
aku bebas makan, minum serta berobat kalau sakit.
Manajer sekitar 35 tahunan itu bernama Pak S, asal Medan dan sedang
ditugasi di kotaku membangun suatu pabrik. Mungkin sekitar 2 tahun baru
proyek itu selesai dan selama itu ia mendapat fasilitas rumah kontrakan.
Ia sendirian. Istri dan anaknya tak dibawa serta karena takut
mengganggu sekolahnya kalau berpindah-pindah.
Sebagai wanita Jawa berusia 25 tahun mula-mula aku agak takut menghadapi
kekasaran orang etnis itu, namun setelah beberapa minggu akupun
terbiasa dengan logat kerasnya. Pertama dulu memang kukira ia marah,
namun sekarang aku tahu bahwa kalau ia bersuara keras memang sudah
pembawaan. Kadang ia bekerja sampai malam. Sedangkan kebiasaanku setiap
petang adalah menunggunya setelah menyiapkan makan malam. Sambil
menunggu, aku nonton TV di ruang tengah, sambil duduk di hamparan
permadani lebar di situ. Begitu suara mobilnya terdengar, aku bergegas
membuka pintu pagar dan garasi dan menutupnya lagi setelah ia masuk.
“Tolong siapkan air panas, Yem,” suruhnya suatu petang, “Aku kurang enak
badan.” Akupun bergegas menjerang air dan menyiapkan bak kecil di kamar
mandi di kamarnya. Kulihat ia menjatuhkan diri di kasurnya tanpa
melepas sepatunya. Setelah mengisi bak air dengan air secukupnya aku
berbalik keluar. Tapi melihat Pak Siregar masih tiduran tanpa melepas
sepatu, akupun berinisiatif.
“Sepatunya dilepas ya, pak,” kataku sambil menjangkau sepatunya.
“Heeh,” sahutnya mengiyakan. Kulepas sepatu dan kaos kakinya lalu kuletakkan di bawah ranjang.
“Tubuh bapak panas sekali ya?” tanyaku karena merasakan hawa panas
keluar dari tubuhnya. “Bapak masuk angin, mau saya keroki?” tawarku
sebagaimana aku sering lakukan di dalam keluargaku bila ada yang masuk
angin.
“Keroki bagaimana, Yem?” Baru kuingat bahwa ia bukan orang Jawa dan tidak tahu apa itu kerokan. Maka sebisa mungkin kujelaskan.
“Coba saja, tapi kalau sakit aku tak mau,” katanya. Aku menyiapkan peralatan lalu menuangkan air panas ke bak mandi.
“Sekarang bapak cuci muka saja dengan air hangat, tidak usah mandi,”
saranku. Dan ia menurut. Kusiapkan handuk dan pakaiannya. Sementara ia
di kamar mandi aku menata kasurnya untuk kerokan. Tak lama ia keluar
kamar mandi tanpa baju dan hanya membalutkan handuknya di bagian bawah.
Aku agak jengah. Sambil membaringkan diri di ranjang ia menyuruhku,
“Tolong kau ambil handuk kecil lalu basahi dan seka badanku yang
berkeringat ini.” Aku menurut. Kuambil washlap lalu kucelup ke sisa air
hangat di kamar mandi, kemudian seperti memandikan bayi dadanya yang
berbulu lebat kuseka, termasuk ketiak dan punggungnya sekalian.
“Bapak mau makan dulu?” tanyaku.
“Tak usahlah. Kepala pusing gini mana ada nafsu makan?” jawabnya dengan logat daerah, “Cepat kerokin aja, lalu aku mau tidur.”
Maka ia kusuruh tengkurap lalu mulai kuborehi punggungnya dengan minyak
kelapa campur minyak kayu putih. Dengan hati-hati kukerok dengan uang
logam lima puluhan yang halus. Punggung itu terasa keras. Aku berusaha
agar ia tidak merasa sakit. Sebentar saja warna merah sudah menggarisi
punggungnya. Dua garis merah di tengah dan lainnya di sisi kanan.
“Kalau susah dari samping, kau naik sajalah ke atas ranjang, Yem,”
katanya mengetahui posisiku mengerokku kurang enak. Ia lalu menggeser ke
tengah ranjang.
“Maaf, pak,” akupun memberanikan diri naik ke ranjang, bersedeku di
samping kanannya lalu berpindah ke kirinya setelah bagian kanan selesai.
“Sekarang dadanya, pak,” kataku. Lalu ia berguling membalik, entah
sengaja entah tidak handuk yang membalut pahanya ternyata sudah kendor
dan ketika ia membalik handuk itu terlepas, kontan nampaklah penisnya
yang cukup besar. Aku jadi tergagap malu.
“Ups, maaf Yem,” katanya sambil membetulkan handuk menutupi kemaluannya
itu. Sekedar ditutupkan saja, tidak diikat ke belakang. Sebagian pahanya
yang berbulu nampak kekar.
“Eh, kamu belum pernah lihat barangnya laki-laki, Yem?”
“Bbb..belum, pak,” jawabku. Selama ini aku baru melihat punya adikku yang masih SD.
“Nanti kalau sudah kawin kamu pasti terbiasalah he he he..” guraunya.
Aku tersipu malu sambil melanjutkan kerokanku di dadanya. Bulu-bulu dada
yang tersentuh tanganku membuatku agak kikuk. Apalagi sekilas nampak
Pak S malah menatap wajahku.
“Biasanya orang desa seusia kau sudah kawinlah. Kenapa kau belum?”
“Saya pingin kerja dulu, pak.”
“Kau tak ingin kawin?”
“Ingin sih pak, tapi nanti saja.”
“Kawin itu enak kali, Yem, ha ha ha.. Tak mau coba? Ha ha ha..” Wajahku pasti merah panas.
“Sudah selesai, pak,” kataku menyelesaikan kerokan terakhir di dadanya.
“Sabar dululah, Yem. Jangan buru-buru. Kerokanmu enak kali. Tolong kau
ambil minyak gosok di mejaku itu lalu gosokin dadaku biar hangat,”
pintanya. Aku menurut. Kuambil minyak gosok di meja lalu kembali naik ke
ranjang memborehi dadanya.
“Perutnya juga, Yem,” pintanya lagi sambil sedikit memerosotkan handuk
di bagian perutnya. Pelan kuborehkan minyak ke perutnya yang agak buncit
itu. Handuknya nampak bergerak-gerak oleh benda di bawahnya, dan dari
sela-selanya kulihat rambut-rambut hitam. Aku tak berani membayangkan
benda di bawah handuk itu. Namun bayangan itu segera jadi kenyataan
ketika tangan Pak S menangkap tanganku sambil berbisik, “Terus gosok
sampai bawah, Yem,” dan menggeserkan tanganku terus ke bawah sampai
handuknya ikut terdorong ke bawah. Nampaklah rambut-rambut hitam lebat
itu, lalu.. tanganku dipaksa berhenti ketika mencapai zakarnya yang
menegang.
“Jangan, pak,” tolakku halus.
“Tak apa, Yem. Kau hanya mengocok-ngocok saja..” Ia menggenggamkan
penisnya ke tanganku dan menggerak-gerakkannya naik turun, seperti
mengajarku bagaimana mengonaninya.
“Jangan, pak.. jangan..” protesku lemah. Tapi aku tak bisa beranjak dan
hanya menuruti perlakuannya. Sampai aku mulai mahir mengocok sendiri.
“Na, gitu terus. Aku sudah lama tak ketemu istriku, Yem. Sudah tak tahan
mau dikeluarin.. Kau harus bantu aku.. Kalau onani sendiri aku sudah
sulit, Yem. Harus ada orang lain yang mengonani aku.. Tolong Yem, ya?”
pintanya dengan halus. Aku jadi serba salah. Tapi tanganku yang
menggenggam terus kugerakkan naik turun. Sekarang tangannya sudah berada
di sisi kanan-kiri tubuhnya. Ia menikmati kocokanku sambil merem melek.
“Oh. Yem, nikmat kali kocokanmu.. Iya, pelan-pelan aja Yem. Tak perlu
tergesa-gesa.. oohh.. ugh..” Tiba-tiba tangan kanannya sudah menjangkau
tetekku dan meremasnya. Aku kaget, “Jangan pak!” sambil berkelit dan
menghentikan kocokan.
“Maaf, Yem. Aku benar-benar tak tahan. Biasanya aku langsung peluk
istriku. Maaf ya Yem. Sekarang kau kocoklah lagi, aku tak nakal lagi..”
Sambil tangannya membimbing tanganku kembali ke arah zakarnya. Aku
beringsut mendekat kembali sambil takut-takut. Tapi ternyata ia memegang
perkataannya. Tangannya tak nakal lagi dan hanya menikmati kocokanku.
Sampai pegal hampir 1/2 jam aku mengocok namun ia tak mau berhenti juga.
“Sudah ya, pak,” pintaku.
“Jangan dulu, Yem. Nantilah sampai keluar..”
“Keluar apanya, pak?” tanyaku polos.
“Masak kau belum tahu? Keluar spermanyalah.. Paling nggak lama lagi..
Tolong ya, Yem, biar aku cepat sehat lagi.. Besok kau boleh libur sehari
dah..”
Ingin tahu bagaimana spermanya keluar, aku mengocoknya lebih deras lagi.
Zakarnya semakin tegang dan merah berurat di sekelilingnya. Genggaman
tanganku hampir tak muat. 15 menit kemudian.
“Ugh, lihat Yem, sudah mau keluar. Terus kocok, teruuss.. Ugh..”
Tiba-tiba tubuhnya bergetar-getar dan.. jreet.. jret.. cret.. cret..
cairan putih susu kental muncrat dari ujung zakarnya ke atas sperti air
muncrat. Aku mengocoknya terus karena zakar itu masih terus memuntahkan
spermanya beberapa kali. Tanganku yang kena sperma tak kupedulikan. Aku
ingin melihat bagaimana pria waktu keluar sperma. Setelah spermanya
berhenti dan dia nampak loyo, aku segera ke kamar mandi mencuci tangan.
“Tolong cucikan burungku sekalian, Yem, pake washlap tadi..” katanya
padaku. Lagi-lagi aku menurut. Kulap dengan air hangat zakar yang sudah
tak tegang lagi itu serta sekitar selangkangannya yang basah kena
sperma..
“Sudah ya pak. Sekarang bapak tidur saja, biar sehat,” kataku sambil
menyelimuti tubuh telanjangnya. Ia tak menjawab hanya memejamkan matanya
dan sebentar kemudian dengkur halusnya terdengar. Perlahan kutinggalkan
kamarnya setelah mematikan lampu. Malam itu aku jadi sulit tidur ingat
pengalaman mengonani Pak S tadi. Ini benar-benar pengalaman pertamaku.
Untung ia tidak memperkosaku, pikirku.
Namun hari-hari berikut, kegiatan tadi jadi semacam acara rutin kami.
Paling tidak seminggu dua kali pasti terjadi aku disuruh mengocoknya.
Lama-lama akupun jadi terbiasa. Toh selama ini tak pernah terjadi
perkosaan atas vaginaku. Namun yang terjadi kemudian malah perkosaan
atas mulutku. Ya, setelah tanganku tak lagi memuaskan, Pak S mulai
memintaku mengonani dengan mulutku. Mula-mula aku jelas menolak karena
jijik. Tapi ia setengah memaksa dengan menjambak rambutku dan
mengarahkan mulutku ke penisnya.
“Cobalah, Yem. Tak apa-apa.. Jilat-jilat aja dulu. Sudah itu baru kamu
mulai kulum lalu isep-isep. Kalau sudah terbiasa baru keluar masukkan di
mulutmu sampai spermanya keluar. Nanti aku bilang kalau mau keluar..”
Awalnya memang ia menepati, setiap hendak keluar ia ngomong lalu
cepat-cepat kulepaskan mulutku dari penisnya sehingga spermanya
menyemprot di luar mulut. Namun setelah berlangsung 2-3 minggu, suatu
saat ia sengaja tidak ngomong, malah menekan kepalaku lalu menyemprotkan
spermanya banyak-banyak di mulutku sampai aku muntah-muntah. Hueekk..!
Jijik sekali rasanya ketika cairan kental putih asin agak amis itu
menyemprot tenggorokanku. Ia memang minta maaf karena hal ini, tapi aku
sempat mogok beberapa hari dan tak mau mengoralnya lagi karena marah.
Namun hatiku jadi tak tega ketika ia dengan memelas memintaku
mengoralnya lagi karena sudah beberapa bulan ini tak sempat pulang
menjenguk istrinya. Anehnya, ketika setiap hendak keluar sperma ia
ngomong, aku justru tidak melepaskan zakarnya dari kulumanku dan
menerima semprotan sperma itu. Lama-lama ternyata tidak menjijikkan
lagi.
Demikianlah akhirnya aku semakin lihai mengoralnya. Sudah tak terhitung
berapa banyak spermanya kutelan, memasuki perutku tanpa kurasakan lagi.
Asin-asin kental seperti fla agar-agar. Akibat lain, aku semakin
terbiasa tidur dipeluk Pak S. Bagaimana lagi, setelah capai mengoralnya
aku jadi enggan turun dari ranjangnya untuk kembali ke kamarku. Mataku
pasti lalu mengantuk, dan lagi, toh ia tak akan memperkosaku. Maka
begitu acara oral selesai kami tidur berdampingan. Ia telanjang, aku
pakai daster, dan kami tidur dalam satu selimut. Tangannya yang kekar
memelukku. Mula-mula aku takut juga tapi lama-lama tangan itu seperti
melindungiku juga. Sehingga kubiarkan ketika memelukku, bahkan
akhir-akhir ini mulai meremasi tetek atau pantatku, sementara bibirnya
menciumku. Sampai sebatas itu aku tak menolak, malah agak menikmati
ketika ia menelentangkan tubuhku dan menindih dengan tubuh bugilnya.
“Oh, Yem.. Aku nggak tahan, Yem.. buka dastermu ya?” pintanya suatu malam ketika tubuhnya di atasku.
“Jangan pak,” tolakku halus.
“Kamu pakai beha dan CD saja, Yem, gak bakal hamil. Rasanya pasti lebih
nikmat..” rayunya sambil tangannya mulai mengkat dasterku ke atas.
“Jangan pak, nanti keterusan saya yang celaka. Begini saja sudah cukup pak..” rengekku.
“Coba dulu semalam ini saja, Yem, kalau tidak nikmat besok tidak diulang
lagi..” bujuknya sambil meneruskan menarik dasterku ke atas dan terus
ke atas sampai melewati kepalaku sebelum aku sempat menolak lagi.
“Woow, tubuhmu bagus, Yem,” pujinya melihat tubuh coklatku dengan beha nomor 36.
“Malu ah, Pak kalau diliatin terus,” kataku manja sambil menutup dengan
selimut. Tapi sebelum selimut menutup tubuhku, Pak S sudah lebih dulu
masuk ke dalam selimut itu lalu kembali menunggangi tubuhku. Bibirku
langsung diserbunya. Lidahku dihisap, lama-lama akupun ikut membalasnya.
Usai saling isep lidah. Lidahnya mulai menuruni leherku. Aku
menggelinjang geli. Lebih lagi sewaktu lidahnya menjilat-jilat pangkal
payudaraku sampai ke sela-sela tetekku hingga mendadak seperti gemas ia
mengulum ujung behaku dan mengenyut-ngenyutnya bergantian kiri-kanan.
Spontan aku merasakan sensasi rasa yang luar biasa nikmat. Refleks
tanganku memeluk kepalanya. Sementara di bagian bawah aku merasa pahanya
menyibakkan pahaku dan menekankan zakarnya tepat di atas CD-ku.
“Ugh.. aduuh.. nikmat sekali,” aku bergumam sambil menggelinjang
menikmati cumbuannya. Aku terlena dan entah kapan dilepasnya tahu-tahu
payudaraku sudah tak berbeha lagi. Pak S asyik mengenyut-ngenyut
putingku sambil menggenjot-genjotkan zakarnya di atas CD-ku.
“Jangan buka CD saya, pak,” tolakku ketika merasakan tangannya sudah
beraksi memasuki CDku dan hendak menariknya ke bawah. Ia urungkan
niatnya tapi tetap saja dua belah tangannya parkir di pantatku dan
meremas-remasnya. Aku merinding dan meremang dalam posisi kritis tapi
nikmat ini. Tubuh kekar Pak S benar-benar mendesak-desak syahwatku.
Jadilah semalaman itu kami tak tidur. Sibuk bergelut dan bila sudah tak
tahan Pak Siregar meminta aku mengoralnya. Hampir subuh ketika kami
kecapaian dan tidur berpelukan dengan tubuh bugil kecuali aku pakai CD.
Aku harus mampu bertahan, tekadku. Pak S boleh melakukan apa saja pada
tubuhku kecuali memerawaniku.
Tapi tekad tinggal tekad. Setelah tiga hari kami bersetubuh dengan cara
itu, pada malam keempat Pak S mengeluarkan jurusnya yang lebih hebat
dengan menjilati seputar vaginaku meskipun masih ber-CD. Aku
berkelojotan nikmat dan tak mampu menolak lagi ketika ia perlahan-lahan
menggulung CD ku ke bawah dan melepas dari batang kakiku. Lidahnya
menelusupi lubang V-ku membuatku bergetar-getar dan akhirnya orgasme
berulang-ulang. Menjelang orgasme yang kesekian kali, sekonyong-konyong
Pak Siregar menaikkan tubuhnya dan mengarahkan zakarnya ke lubang
nikmatku. Aku yang masih belum sadar apa yang terjadi hanya merasakan
lidahnya jadi bertambah panjang dan panjang sampai.. aduuhh.. menembus
selaput daraku.
“Pak, jangan pak! Jangan!” Protesku sambil memukuli punggunya. Tetapi
pria ini begitu kuat. Sekali genjot masuklah seluruh zakarnya.
Menghunjam dalam dan sejurus kemudian aku merasa memiawku dipompanya
cepat sekali. Keluar masuk naik turun, tubuhku sampai tergial-gial,
terangkat naik turun di atas ranjang pegas itu. Air mataku yang
bercampur dengan rasa nikmat di vagina sudah tak berarti. Akhirnya
hilang sudah perawanku. Aku hanya bisa pasrah. Bahkan ikut menikmati
persetubuhan itu.
Setelah kurenung-renungkan kemudian, ternyata selama ini aku telah
diperkosa secara halus karena kebodohanku yang tidak menyadari muslihat
lelaki. Sedikit demi sedikit aku digiring ke situasi dimana hubungan
seks jadi tak sakral lagi, dan hanya mengejar kenikmatan demi
kenikmatan. Hanya mencari orgasme dan ejakulasi, menebar air mani!
Hampir dua tahun kami melakukannya setiap hari bisa dua atau tiga kali.
Pak S benar-benar memanfaatkan tubuhku untuk menyalurkan kekuatan nafsu
seksnya yang gila-gilaan, tak kenal lelah, pagi (bangun tidur), siang
(kalau dia istirahat makan di rumah) sampai malam hari sebelum tidur
(bisa semalam suntuk). Bahkan pernah ketika dia libur tiga hari, kami
tidak beranjak dari ranjang kecuali untuk makan dan mandi. Aku digempur
habis-habisan sampai tiga hari berikutnya tak bisa bangun karena rasa
perih di V-ku. Aku diberinya pil kb supaya tidak hamil. Dan tentu saja
banyak uang, cukup untuk menyekolahkan adik-adikku. Sampai akhirnya
habislah proyeknya dan ia harus pulang ke kota asalnya. Aku tak mau
dibawanya karena terlalu jauh dari orang tuaku. Ia janji akan tetap
mengirimi aku uang, namun janji itu hanya ditepatinya beberapa bulan.
Setelah itu berhenti sama sekali dan putuslah komunikasi kami. Rumahnya
pun aku tak pernah tahu dan akupun kembali ke desa dengan hati masygul.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kami Dari SEO SUPER WOWO Memperkenalkan Penjual Yang Menjual Produk Pria Dan Wanita Cerita Dewasa SEMUA PRODUK DARI client kami Di Bawah Ini.
ReplyDelete= pembesar penis
= obat pembesar penis
= obat penis
= permen cinta
= obat perangsang
= obat perangsang wanita
= perangsang wanita
cerita yang seru, komentar balik dong ke blog saya www.goocap.com
ReplyDelete
ReplyDeletePRODUK www.putrikecantikan.com BEST SELLER:
Obat Pembesar Penis Herbal
Obat Kuat Pria
Obat Perangsang Wanita
Obat Penghilang Tato
Obat Peninggi Badan Herbal
Obat Penggemuk Badan Herbal
Obat Pelangsing Badan Herbal
Kecantikan
Pemutih Wajah Dan Tubuh
Alat Bantu Sex Wanita
Alat Bantu Sex Pria
Aneka Kondom Pria
Artikel yang menarik menambah ilmu pengetahuan
ReplyDeleteCerita Dewasa
cetar membahana
ReplyDeleteCerita Mesum Seks Dewasa
ReplyDeleteCelsi, Gadis Cantik Korban Pemerkosaan Massal
Sahabatku Devi Azhari kena Gangbang
Pemerkosaan Dua Primadona Sekolah
Perkosaan jilbab pegawai
Pemerkosaan Dokter Amoy Muda yang Belagu
HASRATKU KEPADA WANITA
Vigrx oil original obat pembesar penis pria - alami - herbal - original
ReplyDeleteObat Kuat Viagra laser 100mg ALAMI - HERBAL - Tanpa Efeksamping
Vimax original - ASLI | Obat Pembesar Penis Alami Canada
Cream obat pemutih wajah Alami - Permanen - aman
obat perangsang wanita Alami SEX DROPS alami - manjur - cair
obat perangsang wanita serbuk fly - Murah - Manjur - Alami
Obat pelangsing badan fruit and plant alami - herbal - aman - manjur
Semenax Capsule Original Obat Penyubur sperma ALAMI
Obat Penggemuk Badan Alami
Obat Perapat Vagina Super Cepat Alami
✔ http://obatvimax-canada.blogspot.com
ReplyDelete✔ Obat Vimax
✔ Vimax Canada
✔ http://jualvimaxdijakarta.blogspot.com/
✔ Jual Vimax Dijakarta
✔ Jual Obat Pembesar Penis Dijakarta
✔ http://jualvimaxdikalimantan.blogspot.com
✔ Jual Vimax Dikalimantan
✔ Jual Obat Pembesar Penis Dikalimantan
Ceritanya penuh penghayata, komentar balik dong ke blog saya http://www.tonggos.com/2015/11/si-pitung-banteng-betawi.html
ReplyDeletejadi pengen nih
ReplyDeleteQUEENXXX92
AYOO BERGABUNG SEKARANG JUGA SEBELUM KETINGGALAN DARI TEMAN-TEMAN GAMERS LAIN NYA
ReplyDeleteSEKARANG INI TELAH HADIR GAMERS TERBARU BUAT PARA TEMAN-TEMAN
GAMERS APAKAH YANG TELAH HADIR SEKARANG??
GAMERS INDOMONOPOLY.COM LAH SATU-SATU NYA YANG TERBARU DAN TERPOPULER SAAT INI DIINDONESIA
GAME INDOMONOPOLY.COM BISA DI MAIN KAN LEWAT HP ANDROID, IOS DAN TENTUNYA COMPUTER
-DEPOSIT 20.000
-WITHDRAW 50.000
-REFERRAL 50% + ACCESSORIES 7HARI
-CASHBACK 10%
INDOMONOPOLY.COM TELAH DI SUPPORT OLEH BANK: BCA, MANDIRI, BNI & BRI
UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT SILAHKAN HUBUNGI CUSTOMER SERVICE KAMI YANG RAMAH 24JAM BERSAMA ANDA
website http://goo.gl/49z4PL
fans page facebook https://goo.gl/0mmf5p
BBM Pin : 5649B320
Line : hermilyrostan
cerita yang bagus...nice posting
ReplyDeletethanks for sharing 082210743003
ReplyDeleteObat Aborsi
Obat Telat Bulan
Obat Penggugur
Jual Obat aborsi terbaik
Obat Aborsi Termurah
Obat Aborsi Terpercaya
Obat Aborsi terbaik
jual Obat aborsi termanjur
jual obat aborsi asli
jual obat telat bulan
jual obat aborsi
obat aborsi aman tuntas
obat aborsi termanjur
obat penggugurkandungan terbaik
obat aborsi asli
info menarik
ReplyDelete